Rabu, 21 Desember 2011

PENGARUH MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL


PENGARUH MASYARAKAT  TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL
       I.            Pendahuluan
Manusia senantiasa hidup dalam suatu lingkungan , baik lingkungan fisik, psikis, atau spiritual yang didalamnya ia adakan hubungan timbal balik sejak dilahirkan. Dalam hubungan timbal balik itu, tentulah jadi saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya pada umumnya. Dalam menguraikan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan sosial, akan ditekankan kepada  pengaruh kelompok sosial yang pertama dihadapi manusia sejak ia dilahirkan, yaitu kelompok keluarganya, berdasarkan hasil eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan mengenai hal ini.
    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan
B.     Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan
C.     Peranan Lingkungan Kerja
D.    Peranan Media Massa
 III.            PEMBAHASAN
A.    Peranan Keluarga Terhadap Perkembangan
Keluarga merupakan kelompok social yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.[1]
Keluarga merupakan kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota yang lain cukup baik.[2] Kelompok ini juga sering disebut  face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Kelompok ini juga berpengaruh dalam perkembangan dan kehidupan individu.[3]
Pengalaman-pengalamannya dalam interaksi social dalam keluarganya turut menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan social diluar keluarganya. Jadi, selain dari peranan umum kelompok keluarga sebagai ke rangka social yang pertama, tempat manusia berkembang sebagai mahluk social, terdapat pula peranan peranan tertentu didalam keadaan-keadaan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai mahlik social.[4]
Perkembangan sosial manusia dimulai dari masa bayinya. Bayi merupakan makhluk sosial sejak awal hidupnya. Pada usia satu bulan bayi bereaksi terhadap suara dan wajah seseorang. Antara dua dan tiga bulan bayi mengembangkan senyum sosial, yaitu mereka mulai tersenyum hampir pada setiap orang. Ini merupakan perkembangan yang penting karena mengundang orang dewasa untuk berinteraksi dengan bayi.
Dalam masa perkembangan selanjutnya beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya antara lain:
1.  Ada proses imitasi dalam kehidupan seorang anak
Salah satu fungsi dari hal meniru ini ialah untuk memajukan interaksi sosial. Anak-anak lebih mungkin meniru suatu tindakan yang telah disetujui, misalnya makan dengan sendok, dibanding suatu tanggapan yang tidak diperhatikan misalnya memukul dua garpu secara serentak.
2. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain
Anak usia dua tahun mulai mengarahkan perilaku orang lain.Tujuannya bukan untuk mendapatkan benda tertentu, tetapi untuk mempengaruhi orang dewasa. Anak tidak akan memberi perintah jika mereka tidak berharap orang tua mematuhi mereka. Di sini kita bisa melihat bahwa seorang anak mempunyai kesadaran tentang kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain.
3. Memiliki empati
Yang dimaksudkan di sini ialah kemampuan untuk menghargai persepsi dan perasaan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan sikap anak jika mereka melihat orang lain terluka atau tertekan.[5]
B.     Peranan Sekolah Terhadap Perkembangan
Mengenai peranan sekolah terhadap perkeembangan individu. pertama, interaksi social yang berlaku disekolah biasanya tidak begitu mendalam dan berkesinambungan seperti yang terjadi dikeluarga. Kedua, penelitian mengenai peranan sekolah dalam perkembangan social anak lebih sulit dilakukan secara terinci seperti yang dapat dilakukan pada keluarga-keluarga, justru karena kesulitan dalam menentukan apakah pengaruh itu hanya disebabkan keadaan-keadaan disekolah saja atau pengaruh tersebut  turut ditentuka pula oleh berbagai macam keadaan dikeluarga anak yang bersangkutan. Tampaknya sudah jelas bahwa terdapat pengaruh sekolah terhadap perkembangan social anak-anak. Disamping itu, peranan lingkungan sekolah cukup besar.
Akibat pendidikan di sekolah sebagaimana dibuktikan dengan beberapa eksperimen, sebaiknya kita pahami bukan seolah-olah sekolah itu hanya merupakan lapangan tempat orang mempertajam intelektualitasnya. Peranan sekolah sebenarnya jauh lebih luas. Yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kewannya, belajar memahami diri demi kepentingan orang lan, memperoleh pelajaran, yang semuanya mempunyai akibat pencerdasan otak-otak mereka.[6]
C.     Peranan Lingkungan Kerja
Pengaruh positif dari lingkungan kerja dalam suatu perusahaan besar pernah dirumuskan sebagai berikut dengan adanya cara kerja yang tersusun, kebersihan dan ketelitian yang harus dipeliara dalam perusahaan besar, maka orangnya akan memperileh pelatihan didalamnya. Sebaliknya, sebagai pengaruh negative dari hidup dan cara kerja dapat dirumuskan bahwa interaksi social antarmanusia disana sudah tidak bersifat kekeluargaan lagi, tapi bercorak rasional dan individualis.
Mengenai pengaruh lingkungan kerja yang bersifat pertanian di desa, ada pendapat bahwa lingkungan kerja tersebut memudahkan terbentuknya kepribadian yang harmonis, realistis, tidak tergesa-gesa, dan bersifat kekeluargaan. Pendapat-pendapat ini belum didukung oleh penelitian eksperimental yang secara prinsip dapat dilaksanakan.[7]
D.    Peranan Media Massa
Yang menjadi perhatian para peneliti mengenai pengaruh media massa terhadap perkembangan seseorang adalah apa dan bagaimana pengaruh negatifdari frekuensi menonton bioskop, televise, dan membaca komik.
Shuttleworth dan May, New York, 1933. Mereka meneliti membandingkan sikap-sikap dan tingkah laku anak sekolah yang menonton dua kali atau lebih dalam semunggu dengan sikap-sikap dan tingkah laku anak sekolah yang menonton sekali sebulan. Mereka tidak memperoleh perbedaan yang signifikan antara sikap dan tingkah laku anak-anak tersebut.
Tampak bahwa terpaan orang terkena komunikasi massa itu sendiri belum mempunyai akibat yang cukup tegas.
 IV.            KESIMPULAN
Keluarga merupakan kelompok social yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia social dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.
              Peranan sekolah sebenarnya jauh lebih luas. Yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kewannya, belajar memahami diri demi kepentingan orang lan, memperoleh pelajaran, yang semuanya mempunyai akibat pencerdasan otak-otak mereka.
Pengaruh positif dari lingkungan kerja dalam suatu perusahaan besar pernah dirumuskan sebagai berikut dengan adanya cara kerja yang tersusun, kebersihan dan ketelitian.
Pengaruh lingkungan kerja yang bersifat pertanian di desa, ada pendapat bahwa lingkungan kerja tersebut memudahkan terbentuknya kepribadian yang harmonis, realistis, tidak tergesa-gesa, dan bersifat kekeluargaan. Pendapat-pendapat ini belum didukung oleh penelitian eksperimental yang secara prinsip dapat dilaksanakan.
Yang menjadi perhatian para peneliti mengenai pengaruh media massa terhadap perkembangan seseorang adalah apa dan bagaimana pengaruh negatifdari frekuensi menonton bioskop, televise, dan membaca komik.
    V.            PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang Pengaruh Masyarakat  Terhadap Perkembangan Sosial. Semoga bermanfa’at. Dan tentunya makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka

*      Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Rafika Aditama.
*    Santosa Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bum Aksara.
*    Walgito Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.


[1] Dr. W.A. Gerungan, Dipl. Psych. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. hal. 195
[2] Drs. Slamet Santosa. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 33
[3] Prof. Dr. Bimo Walgito. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset. hal. 88
[4] Op.cit. Dr. W.A. Gerungan, Dipl. Psych. Psikologi Sosial. hal. 195
[6] Op.cit. Dr. W.A. Gerungan, Dipl. Psych. Psikologi Sosial. hal. 207
[7] Ibid. hal. 209

1 komentar: