Jumat, 02 November 2012

TEORI PERSEPSI ANTAR PRIBADI



TEORI  PERSEPSI  ANTAR PRIBADI

(Interpersonal Communication)

Dalam interaksi antarpribadi –setiap hari– kita biasanya saling mengukur dan menilai sesama. Kitapun dapat mengatakan bahwa si Asep lebih baik dan bijaksana daripada si ujang. Sebagai komunikator sering kita mempunyai kesan tertentu terhadap sesama.

Secara umum ungkap Renato Taguliri seperti dikutip littlejohn (1978) bahwa persepsi seseorang mengacu pada proses yang membuatnya menjadi tahu dan berpikir, menilai sifat-sifat kualitas dan keadaan internal seseorang. Istilah persepsi individu cenderung kurang memuaskan semua orang. Istilah persepsi digunakan secara tumpang tindih untuk mengartikan apersepsi dan kognisi. Topik inipun mengalami variasi dengan istilah persepsi sosial, persepsi individu, dan persepsi antarpribadi.

GANGGUAN-GANGGUAN KEPRIBADIAN (Narsistik dan Histrionik)



GANGGUAN-GANGGUAN KEPRIBADIAN
(Narsistik dan Histrionik)
       I.            PENDAHULUAN
Dalam istilah awam, kepribadian sering disamakanatau digunakan secara bergantian  dengan istilah watak atau karakter dan tempramen, padahal masing-masing berbeda. Watak adalah aspek sosial dari kepribadian manusia, sedangkan tempramen adalah aspek badaniah dari kepribadian. Masin-masing hanyalah salah satu aspek kepribadian, disamping aspek-aspek yang lain vitalitas, hasrat, perasaan, kehendak bakat, intelegensi, dan yang lainnya. Pada umumnya seseorang terganggu kepribadiannya apabila satu atau lebih kepribadiannya telah menjadi sedemikian rupa sehingga merugikan dirinya atau lingkungannya.
Gangguan kepribadian adalah suetu proses perkembangan yang timbul pada mas anak-anak, remaja, dan berlanjut pada mas dewasa. Keadaan ini merupaka pola prilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul sebagai respon yang kaku terhadap tantangan situasi pribadi dan sosial yang luas.[1]

KEMANA FILSAFAT ILMU BPI? (Bimbingan Penyuluhan Islam)



KEMANA FILSAFAT ILMU BPI? (Bimbingan Penyuluhan Islam)
Judul ini terasa menggelitik jika kita kaitkan dengan kondisi riil jurusan BPI di berbagai sudut, asumsi ini sebenarnya tercipta oleh gambaran mahasiswa dan system jurusan BPI yang berkembang kini. Pada substansinya asumsi ini akan menggiring kita kepada sebuah pemahaman baru.
BPI kita ketahui sebagai sebuah jurusan berlabel praktis banyak berbeda dari segi pembelajaran ketimbang jurusan yang lain, jurusan BPI sendiri hanya focus pada segi praktisnya saja . Pikiran kita lalu digiring untuk mencoba barfantasi nakal “apa karena ini keilmuan BPI terkesan mandeg (berhenti)”?
Kita tentu tidak boleh lupa dalam sebuah bingkai ilmu harus mempunyai essensi filsafat yang mapan, dengan singkat kita dapat melihat pada 3 komponen Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Ketiga hal inilah yang seakan “tertinggal” untuk dipikirkan di jurusan.

Rabu, 21 Desember 2011

PENGERTIAN TASAWUF MITURUT ISTILAHI

PENGERTIAN TASAWUF MITURUT ISTILAHI
Menurut :
·         Imam ghozali dalam kitab Ihya’ ulumuddin, Tasawuf adalah ilmu yang membahas  cara-cara seseorang mendekatkan diri kepada Allah  SWT.

Pengertian Bimbingan Konseling


Counseling Community Bhe'10
Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan Konseling,
  • Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)” Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

NU dan Rumusan Metode Ijtihad

NU dan Rumusan Metode Ijtihad
Beberapa Kiyai dan kalangan muda NU menyadari kebutuhan akan metode baru. Seperti K.H. A. Mustofa Bisri yang berpendapat bahwa sebelum memberikan fatwa, ulama perlu melihat pada latar belakang permasalahan dulu, kemudian mengeluarkan statemen pengantar berdasarkan itu. Tahun 1988 di Pesantren Watucongol Muntilan Magelang, mereka mendiskusikan bagaimana cara membaca kitab kuning lebih kritis. Masdar Farid Mas’udi mengungkapkan, mereka membahas bagaimana menganalisis tulisan-tulisan pada kitab Islam menurut latar belakang dan sosio-kultur ditulisnya kitab tersebut. Dalam makna lain, mereka mencoba untuk melihat teks secara konstekstual, tidak lagi sekedar tekstual.

LAPORAN OBSERVASI DI LP GEDUNG PANE BERSAMA R. HADI WISMOBUDI

PERKEMBANGAN SOSIAL
A.    Pendahuluan
Dalam menguraikan tingkah laku kriminal itu bukan dimaksudkan untuk membahas gejala-gejala kriminal yang langsung berkaitan dengan kejahatan atau psikologis penjahat itu melainkan untuk sekedar membahas peranan lingkungan sosial dalam perkembangan orang yang melakukan tingkah laku kejahatan berdasarkan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah ini, dengan menggunakan definisi Prof. Noach (20) seorang kriminolog yang membeda-bedakan pengertian kriminologi dalam arti yang luas dan kriminologi dalam arti yang terbatas.