Jumat, 02 November 2012

TEORI PERSEPSI ANTAR PRIBADI



TEORI  PERSEPSI  ANTAR PRIBADI

(Interpersonal Communication)

Dalam interaksi antarpribadi –setiap hari– kita biasanya saling mengukur dan menilai sesama. Kitapun dapat mengatakan bahwa si Asep lebih baik dan bijaksana daripada si ujang. Sebagai komunikator sering kita mempunyai kesan tertentu terhadap sesama.

Secara umum ungkap Renato Taguliri seperti dikutip littlejohn (1978) bahwa persepsi seseorang mengacu pada proses yang membuatnya menjadi tahu dan berpikir, menilai sifat-sifat kualitas dan keadaan internal seseorang. Istilah persepsi individu cenderung kurang memuaskan semua orang. Istilah persepsi digunakan secara tumpang tindih untuk mengartikan apersepsi dan kognisi. Topik inipun mengalami variasi dengan istilah persepsi sosial, persepsi individu, dan persepsi antarpribadi.


Bagaimana mengetahui persepsi seseorang terhadap orang lainnya? Secara historis telah dilakukan pelbagai penelitian tentang persepsi ini. Terdapat dua bidang riset tentang persepsi antarpribadi yang telah dikembangkan. Pertama, penelitian yang berkaitan dengan “sifat-sifat dasar dan ketepatan” suatu pandangan yang dibentuk terhadap orang lain. Kedua, menyangkut proses persepsi antarpribadi.

Namun demikian  semua hasil penelitian yang telah dilakukan itu bersifat ateoritis, artinya tidak memberikan sumbangsi pada pembentukan teori baru tetapi hanya berkisar pada tema-tema perseptual individu belaka. Karenanya maka sejak tahun 1970-an penelitian tentang persepsi malah dikembangkan melalui pelbagai penelitian tentang atribusi terhadap pembentukan teori persepsi sangat besar artinya apalagi persepsi antarpribadi.

Persepsi antarpribadi dalam komunikasi antarpribadi bermakna manakala memberikan makna yang tepat terhadap tindakan yang mengandung maksud dan tujuan tertentu (purposive action). setiap purposive action didalanya mengandung kemampuan (dapat) dan usaha (mencoba). Dengan asumsi yang menurut Heider bahwa kemampuan mengacu npada dorongan, kekuatan diri sendiri dan lingkungan membuat seorang memutuskan tindakan tertentu bermaksud dan tujuan, sedangkan usaha mengacu pada ikrar dan pengerahan tenaga ke arah aksi (sejauh mana seseorang mencoba). Kedua tindakan itu sukar dibedakan karena nampak mata merupakan dua tindakan yang sinonim. Satu tindakan saja menimbulkan bermacam persepsi apalagi jika terjadi banyak tindakan yang secara simultan ada dalam komunikasi antarpribadi. Karena itu untuk mengurangi persepsi yang negatif dapat dibantu dengan pesan-pesan verbal dan nonverbal yang menjelaskan maksud dan tujuan itu.

Tema maksud dan tujuan dari setiap tindakan manusia itu menurut Heider erat hubungannya dengan faktor-faktor internal misalnya keinginan, dorongan (stimulan), kebutuhanm maksud, niat, minat bahkan perasaan yang semuanya sukar terukur dan acapkali berbeda dengan tindakan nyata yang overt.

Karenanya Heider masih menyebutkan lagi agar diperhatikan atribusi tindakan seseorang yang mewujudkan suatu “keharusan” dengan suatu “nilai”. Seringkali suatu tindakan terjadi karena keharusan yang bisa bertentangan dengan nilai maupun sejajar dengan tuntunan nilai. Disini masalah moral sangatlah penting untuk menentukan manakah tindakan yang seharusnya dilakukan karena keharusan mewujudkan nilai-nilai yang dimiliki orang lain termasuk dalam komunikasi antarpribadi.

Implementasi dalam dakwah

Teori ini sangatlah berperan penting dalam dakwah, karna seorang dai yang harus memberikan contoh baik terhadap jamaaahnya.

2 komentar: